Tuai Sorotan Hingga Terbahas di Musrenbang, Ternyata Salah Satu Daerah di Kabupaten Grobogan Masih Adanya Desa Miskin Ekstrem

GROBOGAN – Kemiskinan merupakan permasalahan yang masih terus dihadapi oleh bangsa Indonesia, khususnya disetiap wilayah daerah-daerah tertinggal. Walaupun terjadi penurunan angka kemiskinan setiap tahunnya. Hal ini tetap menjadi pekerjaan yang berat bagi pemerintahan untuk terus meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Tentunya kesejahteraan tersebut dapat dicapai dengan dukungan masyarakat Indonesia itu sendiri untuk terus bekerja keras mencapai kesejahteraan bersama.
Salah satunya yang menjadi sorotan baik publik maupun pihak pemerintahan adalah dimana masih adanya kondisi sebuah wilayah Desa yang masih diangka miskin ekstrem. Hingga pada akhirnya kini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintahan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Sorotan selain kemiskinan, hal lain yang juga menjadi perhatian didaerah tersebut yakni terkait stunting, anak tidak sekolah, hingga pembangunan infrastruktur yang belum memadai. Kemudian juga menjadi topik utama terbahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pendapa Grobogan beberapa waktu lalu.
Pada dasarnya oleh pihak negara sendiri terus berupaya mengentaskan angka kemiskinan dengan berbagai fasilitas dan progamnya. Padahal, misi mendayagunakan aset masyarakat menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat sudah dicanangkan dari pusat, serta menyusun dan melaksanakan program-program pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat secara berkesinambungan dengan membangun serta langsung melaunching desa binaan bagi yang sangat perlu adanya uluran tangan serta perhatian khusus dari pemerintahan secara merata.
Tentang masih adanya daerah dengan kemiskinan ekstrem tersebut, tentunya bakal menjadi PR tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan. Semua pun tak lepas dengan adanya program-program untuk pemberdayaan, kemudian dalam perencanaan seyogyanya juga sonding bersama program pemerintah daerah setempat dalam pemberdayaan ekonomi dan pendidikan ditengah masyarakat yang garis kemiskinannya masih tinggi.
Advertisement
Disisi lain, dalam kegiatan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) yang digelar di pendopo tersebut, selain dihadiri oleh Forkompimda, turut hadir pula Perencana Ahli Madya Bappeda Jawa Tengah, Arif Budiyanto yang mewakili Kepala Bappeda Jawa Tengah.
Bupati Grobogan Sri Sumarni juga mengatakan, pada dasarnya permasalahan daerah itu tidak mungkin diselesaikan sendiri. Sebab, banyak keterbatasan pihak Pemerintahan Grobogan, khususnya terkait anggaran. Dalam hal inipun Bupati juga mengakui, dimana pembangunan perlu didukung dunia usaha, lembaga, bahkan perorangan.
’’Solusi permasalahan daerah saat ini antara lain seputar bapak asuh anak stunting, pendampingan miskin ekstrem, penanganan anak tidak sekolah, dan peningkatan sarana prasarana infrastruktur wilayah,’’ terangnya.
Bupati sendiri berharap baik dari perencanaan program sampai pemberdayaan perlu didukung semua pihak, baik dunia usaha, lembaga atau organisasi, bahkan mungkin perorangan. Perusahaan, melalui TSP (Tanggungjawab Sosial Perusahaan, red) atau CSR (corporate social responsibility, red) atau juga perorangan, tolong agar dikoordinasikan dengan Bappeda untuk dapat disalurkan.



