Tak Terima Dicap Kelompok Radikal, Andi Leo Aktivis Mahasiswa Sumsel Meminta Polisi Mengusut Penyebar Narasi Fitnah.

“Dan saya tidak terima dalam isu ini dikatakan sebagai kelompok radikal,”cetus Andi.
Sementara tanggapan dari Ketua Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sumatera Selatan (Sumsel) Syamsudin Djoesman, mengatakan, yang namanya aktivis itu dilindungi oleh Negara apalagi korban isu ini merupakan mahasiswa.
“Saya berharap aparat penegak hukum segera menemukan oknum penyebar isu radikal tersebut dan menindaklanjuti fitnahan ini, jangan sampai terjadi lagi dengan aktivis lainnya,”pungkasnya.
Untuk diketahui, pada pemberitaan sebelumnya Andi Leo dan teman-teman Mahasiswa melakukan aksi demo tolak harga BBM naik kembali digelar di Palembang. Dalam aksi tersebut, selain diwarnai pembakaran ban, mahasiswa juga sempat mencoba mengadang rombongan mobil Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang melintas.
Massa yang tergabung dalam aksi tersebut antara lain dari sejumlah organisasi dan mahasiswa. Aksi yang sempat di warnai kericuhan itu terjadi di kawasan Simpang Lampu Merah RS Charitas, Ilir Timur I, Palembang.
Bahkan, saat mobil yang di dalamnya ada Wapres Ma'ruf Amin pun nyaris diseruduk para pendemo. Terkait kejadian itu polisi pun mengamankan sebanyak 27 orang pendemo yang diduga merupakan provokator.
"Ada 27 orang yang diamankan," kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi dikutif dari detikSumut, Rabu (7/9/2022).
Menurut Supriadi, dari hasil pemeriksaan para pendemo yang diamankan, mahasiswa tidak berniat menghentikan mobil Wapres Ma'ruf Amin.
"Dari hasil pemeriksaan, tidak ada itu yang katanya mau menghentikan mobil Pak Wapres. Mereka dari pengakuannya saat itu memang sedang berada di jalan dan petugas sedang berusaha membubarkan mereka," terangnya.


