Saatnya Pemuda Berani Rebut Panggung Politik 2024

"Pemuda berpolitik", mendengar kalimat itu saja orang sudah mengernyutkan dahi, apalagi jika dihadapkan dengan kalimat "Pemuda Rebut Panggung Politik" bisa jadi orang langsung melengos.
Pemuda seperti halnya wanita belum mendapat tempat di panggung utama, bukan saja di dunia politik tapi juga di tengah masyarakat. Di parpol dan ormas pemuda hanya diberi panggung di sayap organisasi.
Lalu bagaimana di pemerintahan atau perusahaan swasta? Secara umum pemuda belum akan menduduki posisi penting atau strategis, terutama di pemerintahan di mana memang ada aturan ketat terkait jenjang karir yang cukup memakan waktu, sehingga dengan sendirinya pemuda sangat tidak memungkinkan untuk itu.
Begitupun di swasta, meskipun tidak seketat di pemerintahan namun berlaku hal yang lebih kurang sama. Jika pun ada pemuda menduduki jabatan penting kebanyakan lebih karena "faktor X", bukan karena prestasi atau jenjang karir.
Panggung untuk pemuda secara alamiah lebih tersedia dan terbuka di dunia olahraga dan entertainmen.
Advertisement
Demikian pemaparan Ketua Departemen Pemuda Lembaga Aliansi Indonesia, M. Jodhi Husein, dalam perbincangan dengan Media Aliansi Indonesia, Sabtu (12/08/2023).
Situasi secara umum yang kurang menguntungkan bagi pemuda itu tentu perlu ada perubahan meski diyakini tidak mudah. Karena untuk melakukan perubahan itu setidaknya membutuhkan tiga hal, pertama endorsement dari pihak-pihak yang konsern terhadap peran dan kemajuan pemuda. Kedua adanya "affirmative action" yaitu "diskriminasi positif menunjuk kepada kebijakan yang bertujuan untuk menyebarluaskan akses" dari para penentu kebijakan, dan yang ketiga effort dari para pemuda sendiri.
Tentang "affirmative action", Jodhi mencontohkan keterwakilan 30% bakal calon legislatif bagi kaum perempuan.


