Advertisement

Pusat Data Nasional masih disandera, Hacker minta tebusan Rp 132 Miliar

Pusat Data Nasional masih disandera, Hacker minta tebusan Rp 132 Miliar
Foto: Ilustrasi hacker.
Advertisement
NASIONAL
Senin, 24 Jun 2024  17:32

"Jadi memang jalan ke sana (meminta tebusan). Mereka (penyerang ransomware) minta tebusan USD 8 juta. Indikasi serangan pada Rabu (20/6) subuh. Kita telusuri dan temukan untuk masalah investigasi. Namanya juga varian baru, jadi kita perlu berkoordinasi dengan baik dalam dan luar negeri," tandas Semmy. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN Hinsa Siburian mengatakan setelah mengetahui kejadian di PDNS Surabaya pada 20 Juni 2024, dia langsung mengerahkan tim ke lokasi. Tujuannya, kata dia, guna membantu Kominfo dan Telkom Sigma yang mengelola PDNS.

“Jadi data-data ini disimpan di pusat data sementara. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan data internasional, pusat data nasional yang sekarang masih belum selesai. Jadi karena kebutuhan untuk proses bisnis, proses jalannya pemerintahan, maka dibuatlah oleh Kominfo pusat data sementara yang ada di Jakarta dan di Surabaya. Yang mengalami insiden ini adalah pusat data sementara yang berada di Surabaya," kata Hinsa.

Baca juga:
Pusat Data Nasional Error dan pemulihan lamban, Pakar: Kominfo tidak kapabel
Unggah ucapan Ultah Jokowi mirip belasungkawa, Kominfo dirujak netizen: Anggaran besar kerja..

Advertisement

<<
1
2
Tampilkan Semua
TAG:
#ransomware
#pdn
#pusat data nasional
#kominfo
Berita Terkait
Rekomendasi
Selengkapnya
Formasi Indonesia Satu
Aliansi Indonesia