Pemotongan dan Timbangan Singkong Jadi Sorotan DPRD Mesuji

MESUJI. Pemotongan tonase yang dilakukan pabrik terhadap komoditas singkong milik petani di wilayah Mesuji mendapat perhatian anggota DPRD Kabupaten setempat (06/11/22).
Anggota Legislatif (Aleg) asal Partai Amanat Nasional (PAN), Nuryadi Hartopo, mengatakan, kondisi ini telah membuat para petani berada dalam posisi makin lemah.
"Artinya, belum dijual saja, para petani kita sudah harus menanggung beban kerugian hingga 25 persen per ton," kata Hartopo.
Dia menambahkan, keadaan itu juga diperparah dengan indikasi tidak stabilnya ukuran timbangan yang digunakan oleh beberapa lapak pengepul.
"Saya kira pihak berwenang seperti Dinas Koperindag harus segera melakukan tera dan tera ulang untuk menjamin kebenaran pengukuran timbangan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan terutama para petani," lanjut Hartopo.
Advertisement
Politisi PAN ini juga berharap, Pemerintah Daerah juga dapat segera mencarikan titik temu secara tepat.
Sementara itu Kepala Bagian Pembelian PT. Sinar Pematang Mulia (SPM) Mesuji, Mr. Jhon, mengatakan, dalam kondisi ini, pihak pabrik sebenarnya berada pada posisi dilema.
"Sebab singkong para petani yang masuk rata-rata dicabut pada usia 5 sampai 6 bulan," kata Mr. Jhon. "Sementara standar ketentuan pabrik adalah minimal sembilan bulan dengan varietas Kasesa yang di musim hujan saja, hanya memiliki kadar aci 22 persen."
Rata-rata petani, masih menurut Mr. Jhon, menanam singkong dengan kadar air tinggi tapi dengan kadar aci hanya 10 persen. Selain itu, mereka juga sudah terbiasa menetapkan bulan September hingga Desember sebagai musim tanam.
"Ajudan" Kapolri yang Pukul Wartawan Minta Maaf, Ini Janji Pihak Kepolisian
Gadis Remaja Digorok Ayah Kandung di Banjarnegara, Begini Kondisinya
Sejumlah Obat Ditemukan di Kamar Hotel Tempat Wartawan Online asal Palu Tewas
IKN Dikunjungi 64 Ribu Orang Selama Libur Lebaran 2025
Ajudannya Lakukan Kekerasan dan Ancam Wartawan di Stasiun Tawang, Kapolri Minta Maaf



