Meneguhkan Persatuan Indonesia Melalui Semangat Sumpah Pemuda

Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk (beragam, plural), berdasarkan sensus BPS tahun 2010 ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa, serta terdapat 1.158 bahasa daerah.
Begitupun dengan wilayah Negara Republik Indonesia, terdiri dari 17.504 pulaudi mana 16.056 pulau telah dibakukan namanya di PBB hingga Juli 2017.
Jika suku-suku bangsa dengan berbagai macam bahasa yang menempati ribuan pulau itu bersatu, persatuan tersebut tidak datang tiba-tiba. Ada sebuah proses panjang yang ditandai dengan berbagai peristiwa dan salah satunya adalah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
"Tidak ujug-ujug, tidak tiba-tiba bersatu menjadi satu bangsa dan negara. Ada proses gagasan, wacana, konsep, proposal dan pelaksanaan," kata Ketua Umum Aliansii Indonesia (AI) H. Djoni Lubis membuka pembicaraan tentang Sumpah Pemuda dan Persatuan Indonesia.
Menurt H. Djoni Lubis, bangsa dan negara Indonesia yang ada sekarang diawali dengan gagasan oleh Patih Gajahmada melalui sumpah saat diangkat menjadi Patih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa.
Advertisement
"Di situlah awal gagasan tentang Indonesia, yang saat itu dikenal dengan sebutan Nusantara," imbuhnya.
Bahwa kemudian perjalanan bangsa Nusantara itu harus melalui fase dijajah oleh beberapa bangsa Eropa, terutama Belanda yang menjajah selama 350 tahun, di situlah fase wacana bangsa dan negara yang merdeka dari penjajahan.
"Oleh siapa? ya oleh para pejuang yang ingin lepas dari penjajahan, di antaranya Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro di Jawa, ada Sultan Hasanudin di Makassar, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien di Aceh, Pattimura di Maluku, dan sebagaianya," jelasnya.
Setelah wacana barulah memasuki konsep. Bahwa perjuangan untuk merdeka yang masih bersifat kedaerahan harus diubah dengan sebuah konsep yang mempersatukan sebagai satu bangsa.



