Masa Tenang di "Masa Tenang"?

Opini Oleh: Muhammad Safei (Dewan Pendiri Formasi Indonesia Satu)
"Masa Tenang" mestinya menjadi hari-hari untuk istirahat setelah masa kampanye yang relatif menguras waktu, energi dan pikiran, bukan hanya bagi peserta pemilu, namun juga bagi masyarakat yang terpaksa merelakan ruang publik dibombardir informasi yang kerap bernuansa konflik dan bermuatan negatif.
"Masa Tenang" mestinya bisa menjadi waktu bagi masyarakat yang memiliki hak pilih untuk refleksi, menimbang-nimbang keputusan terakhir sebelum menuju ke bilik-bilik suara.
Masalahnya apa iya bisa benar-benar tenang di "Masa Tenang", jika di hari pertama saja ruang publik langsung diserbu video Connie Bakrie dan rilisnya film "Dirty Vote"? Belum lagi ajakan untuk tidak memilih atau informasi yang mendiskreditkan capres-cawapres tertentu.
Kemudian film "Dirty Vote" yang katanya untuk edukasi masyarakat di "Masa Tenang", hanya orang yang kelewat bego yang percaya itu.
Advertisement
Video Connie Bakrie dan "Dirty Vote" adalah by design, sudah direncanakan. Video Connie didesain untuk menggerusi suara pasangan 02 Prabowo-Gibran, dan "Dirty Vote" adalah upaya menimbulkan ketidakpercayaan, untuk mendeligitamasi pemilu lewat "dirty mind" (otak jorok).
Apalagi muncul narasi jika pemilu curang dan kampus bergerak seperti tahun 1997 penguasa bisa tumbang.
'Come on', kalian sudah membuka borok kalian sendiri, menjadi petunjuk kuat bahwa gerakan kampus-kampus menjelang berakhirnya masa kampanye yang menyudutkan pemerintah wa bil khusus Presiden Jokowi adalah 'by design' yang gongnya adalah "Dirty Vote" itu.
'Come on guys', jangan coba-coba menakuti rakyat dengan otak jorok dan desain kotor kalian. 'Approval Rating' Jokowi itu di kisaran 80% boss, dan itu rekor dunia. Di saat ini juga tidak ada krisis moneter seperti 1997. Ente pikir rakyat bodoh?!!

