Kandang Banteng Jebol, Adu Gengsi Jokowi vs Megawati Game Over !!!

Pilpres 2024 bukan hanya ajang kontestasi untuk memilih presiden dan wakil presiden, namun juga adu gengsi, ajang pembuktian Jokowi yang dalam banyak kesempatan kerap -seperti- dikecilkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Puteri.
Banyak dugaan atau teori tentang penyebab ketegangan hubungan antara dua tokoh sentral (saat itu) di PDIP itu, namun tetap tidak ada yang tahu pasti. Yang pasti ketegangan itu benar-benar terjadi sehingga Jokowi seperti melakukan perlawanan dengan mendukung capres selain yang didukung oleh PDIP meskipun belum pernah dikatakan secara eksplisit.
Sejak deklarasi majunya Gibran boleh dikatakan arena pertarungan antara Jokowi dan Megawati telah dimulai, dan sejak itu pula secara nasional dapat dikatakan Jokowi unggul telak yang tercermin dari terus naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran dan di sisi lain Ganjar-Mahfud terus merosot.
Megawati dan PDIP sepertinya menyadari bahwa untuk mengalahkan capres-cawapres yang didukung Jokowi secara nasional sangat berat, namun benteng terakhir mereka yang kerap disebut sebagai kandamg banteng yaitu Jawa Tengah (Jateng) jangan sampai jebol.
Sebagai gambaran, di Pilpres 2019 capres-cawapres PDIP yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin meraup 77,26% suara untuk mengalahkan Prabowo-Sandi secara sangat telak. Begitupun dengan legislatif, PDIP 'untouchable' di Jateng.
Advertisement
"Sayangnya tanda-tanda kandang banteng jebol kian kuat," ujar Muhammad Safei dari Formasi Indonesia Satu (FIS) merujuk ke hasil survei Indikator Politik bulan Januari di mana Prabowo-Gibran sudah unggul tipis atas Ganjar-Mahfud di Jateng.
"Memang baru satu lembaga survei, ada margin of error serta segala sesuatu bisa terjadi. Tapi itu sudah tanda-tanda kuat kandang banteng bakalan jebol," imbuh Safei yang juga aktif di organ relawan Pernusa itu.
Dia mengatakan, saat elektabilitas Prabowo-Gibran sudah mencapai kisaran 35% pun itu artinya kandang sudah goyah, tergoncang hebat.
"Sebagai orang yang lahir dan besar di Jateng saya faham, jika hanya menang tipis itu artinya gagal, apalagi kalau kalah," kata dia.
Calon Dokter Spesialis Pemerkosa Pendamping Pasien Sempat Coba Bunuh Diri
2 Orang Ditahan Buntut Kasus Pertalite Campur Air di SPBU Klaten
Kompolnas Apresiasi Polri Berikan Pelayanan Terbaik, Jadikan Mudik Aman, Lancar, dan Nyaman...
Seorang Calon Dokter Spesialis Terancam 12 Tahun Penjara karena Perkosa Pendamping Pasien
Ketua PP Muhammadiyah Apresiasi Kerja Polri yang Bikin Mudik pada 2025 Lebih Lancar.



