Tragis, Pengusaha Rental Mobil Tangerang Tewas di DOR Saat Ingin Merebut Mobilnya

AliansiNews.id-Banten, Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto mengungkap adanya ketidakprofesionalan anggotanya dalam menerima laporan pemilik rental mobil yang berujung penembakan di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak. Dirinya memastikan anggota tersebut akan ditindak tegas sesuai dengan aturan.
"Hasil pemeriksaan Propam di Polda Banten, telah ditemukan adanya pelanggaran adanya ketidakprofesionalan terhadap anggota Saudara Deri Andriani karena tidak respons laporan masyarakat yang seharusnya melakukan pendampingan untuk mengamankan kendaraan Honda Brio yang diduga akan digelapkan karena sudah ada penonaktifan GPS 2 buah," jelasnya, Senin (6/1/2025).
Advertisement
Dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Suyudi mengatakan anggota tersebut seharusnya memberikan pendampingan terhadap korban. Namun hal ini tidak dilakukan.
"Tentunya akan kita tindak tegas anggota ini baik secara etika yang sanksinya bisa berupa demosi maupun terberat PTDH," tegasnya.
Irjen Suyudi Ario Seto juga akan memberikan sanksi kepada kapolsek. Kapolsek selaku pimpinan di polsek tidak memberikan pengawasan dan pengendalian.
"Begitu juga kapolsek sebagai pimpinan di polsek tersebut, dia tidak melakukan pengawasan dan pengendalian dengan baik, tentunya ini juga akan kita kenakan sanksi, baik demosi maupun terberat PTDH, begitu juga dengan anggota Bripka Dedi Purwanto yang saat itu mendampingi Brigadir Deri Andriani juga akan dikenai sanksi kode etik", lanjutnya.
Suyudi mengungkapkan awal mulanya pelapor bernama Agam Muhammad bersama Samsul, total berlima datang ke Polsek Cinangka, Polres Cilegon, sebelum terjadinya penembakan. Korban saat itu diterima anggota piket Polsek Cinangka Brigadir Deri Andriani dan Bripka Dedi Purwanto.
"Terjadi komunikasi di sana bahwa Saudara Agam menyampaikan bahwa mobil rentalnya dibawa oleh penyewa ke arah Saketi, Pandeglang. Disampaikan juga bahwa GPS-nya tinggal 1 yang aktif, yang 2 sudah tidak aktif, jadi diduga sudah ada upaya melakukan penggelapan," ungkapnya.
Namun terjadi kesalahan komunikasi Brigadir Deri kepada kapolsek. Yang mana saat itu Brigadir Deri menyampaikan bahwa korban adalah leasing.
"Sehingga kalau leasing harus ada surat dari leasing dan sebagainya, diminta dokumen. Dokumen ini pun sudah dilaporkan oleh Saudara Agam baik itu, BPKBP, STNK, dan kunci cadangan," katanya.
"Jadi seharusnya anggota kita itu melakukan pendampingan tetapi tidak dilakukan pendampingan, karena anggota kita merasa kekuatannya sedikit jadi tidak berimbang sehingga tidak melakukan pendampingan. Padahal anggota kita seharusnya bisa melakukan permintaan tambahan dukungan ke polres misalnya atau reserse di polsek itu sendiri, tapi itu tidak dilakukan," tambahnya.
Advertisement
Sementara itu, Agam Muhammad Nasrudin, anak korban bos rental mobil Makmur Jaya (Ilyas Abdurahman-red) yang ikut mengejar pelaku kepada awak media mengungkap, pada Kamis, 02 /1 /25
Salah satu pelaku penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak mengaku sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU).
Mulanya, Agam dan sang ayah beserta pegawai rental mobilnya mengejar unit (Brio), yang diduga dilarikan oleh penyewa.
"Waktu itu pada jam 10.30 malam kemudian saya Agam sama bapak (Almarhum) dan tim, nyusul tuh mau kejar unitnya karena sisa 1 GPS lagi," ujarnya
Kemudian ketika ingin menghadang mobil Brio yang mereka sewakan, tepatnya di daerah pertigaan Saketi, tiba-tiba saja seseorang bersenjata membentaknya dan si orang tersebut mengaku sebagai anggota TNI AU.
"Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang 'Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh' (sambil nodong senjata)," ungkap Agam.
Advertisement
Tak lama berselang, kata Agam, datang mobil Sigra berwarna hitam yang dikiranya itu adalah mobil warga yang sekedar melintas. Ternyata tiba-tiba Sigra itu mundur dan menabrakannya ke mobil tim (Makmur Jaya Retal).
"Setelah itu kacau, Sigra kabur, Brio juga ikutan kabur," tuturnya.
Pihaknya pun membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk bersiap dan kembali mengejar mobil brio dan Sigra tersebut sambil memantau melalui GPS.
Agam juga meminta Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk membantu mengawalnya.
Mereka membuntuti dari belakang, sampai akhirnya kedua mobil tersebut berhenti di rest area KM 45 wilayah Balaraja.
"Di Indomaret kita nunggu Bang Agus, Azri dan Pak Ramli. Kita nunggu kira-kira 3-5 menit, pas ketemu langsung kita hadang mobil tersebut. Kemudian yang di dalam Brio itu ada di sana, di samping Indomaret," terangnya.
"Bapak saya sama tim menangkap itu orang, karena di awalnya dia yang megang senjata api. Jadi disekap, dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga," sambung Agam.
Agam menjelaskan jika kondisi setelah itu menjadi kacau dan termasuk aksi penembakan.
Menurut Agam dirinya mendengar kurang lebih empat-lima tembakan dan dirinya mencoba untuk kabur mencari perlindungan bersama beberapa tim.
Masih dengan cerita Agam, pelaku kemudian kabur membawa kembali mobil brio tersebut.
Ketika Agam kembali ke tempat awal, dirinya melihat Pak Ramli sudah terkena tembakan dibagian tangan sampai tembus ke perut.
"Saya menolong Pak Ramli, tapi ternyata ada satu korban lagi di Indomaret, ternyata Ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya," urainya.
"Waktu itu Ayah saya masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas sudah menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja, tapi sudah tidak tertolong," tambahnya menutup cerita dengan mata berkaca mengenang kejadian bersama Almarhum Ayahnya.(ARM)


