Pernusa Ungkap "Battle Ground" yang Menentukan Pilpres Sekali Putaran

Optimisme pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran, akan memenangkan pilpres 2024 dalam sekali putaran semakin menguat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Harian Pernusa, Andi Hakim, seusai acara deklarasi gerakan sekali putaran (GSP) relawan Jokowi di Rumah Juang Jokowi dan PSI, Minggu (7/1/2024).
Advertisement
"Memang elektabilitas Prabowo-Gibran dari berbagai lembaga survei masih di bawah 50 persen, tapi sudah di atas 40 persen, di kisaran 43-47 persen. Namun bukan elektabilitas itu yang menumbuhkan optimisne, akan tetap pola dan tren elektabilitas masing-masing pasangan sejak oktober 2023," ujar Andi Hakim.
Menurutnya elektabilitas Prabowo-Gibran trennya meningkat cukup signifikan dibandingkan bulan Oktober dan sebelumnya, dan dengan sisa waktu sebulan sebelum pilpres, dia optimis perolehan suara di atas 50 persen bisa dicapai yang artinya Prabowo-Gibran akan menang sekali putaran.
"Namun harus diingat, sekali putaran itu hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan strategi yamg tepat," imbuhnya.
Strategi yang tepat itu, kata Andi, di antaranya dengan menentukan fokus atau konsentrasi battle ground (medan pertempuran) yang tepat.
"Battle ground itu ada dua macam ya, secara geografis dan segmentasi pemilih," lanjut Andi.
Secara geografis, dua wilayah yang sangat menentukan, menurutnya adalah Jateng-DIY serta DKI-Banten.
"Bukan berarti provinsi atau wilayah lain tidak penting ya, namun yang jadi penentu apakah bisa sekali putaran atau tidak adalah dua wilayah itu," jelas praktisi hukum senior itu.
Jateng-DIY adalah wilayah di mana pasangam Ganjar-Mahfud masih menjadi yang terkuat, namun juga terus merosot dan jaraknya semakin menipis dengan Prabowo-Gibran.
"Jika pada bulan November elektabilitas Ganjar-Mahfud masih di atas 60 persen, belakangan di angka 50-an bahkan kurang. Sebaliknya Prabowo-Gibran sudah di atas 35 persen," paparnya.
Advertisement
Sedangkan DKI-Banten yang semula pasangan Anies-Muhaimin yang terkuat, belakangan relatif berimbang dengan Prabowo-Gibran.
"Artinya jika dua wilayah itu digarap dengan fokus dan serius, maka Prabowo-Gibran akan memperoleh limpahan suara dari pasangan lain yang kuat di wilayah tersebut. Dan trennya sudah seperti itu, tinggal dimaintain dan ditingkatkan," tegasnya.
Sedangkan secara segmentasi pemilih, battle ground yang menentukan adalah pemilih geneeasi muda (milenial dan gen-Z) serta massa mengambang, yaitu yang belum menentukan pilihannya.
- Baca juga:
- Akselerasi Kemenangan Prabowo-Gibran
"Selama ini dengan kampanye riang gembira di antaranya dengan gimmick gemoy, serta adanya Gibran sebagai satu-satunya calon generasi muda, cukup berhasil menarik suara dari pemilih muda. Sama juga, tinggal dimaintain dan ditingkatkan. Kalau dalam bahasa gaul sekarang 'gas pol''," kata dia.
Sedangkan massa mengambang, terutama yang kritis, kata Andi, akan dipengaruhi faktor sosialisasi program dan debat capres-cawapres.
"Sisanya ya yang dipengaruhi faktot lingkungan, di mana kecenderungan pemilih yang dominan atau menonjol di lingkungannya yang akan diikuti," tutupnya.(*)
Advertisement
Polisi Ungkap Hasil Otopsi Wartawan Online yang Tewas di Hotel Jakbar
Kadishub Bogor Nangis Seusai Ditelepon Dedi Mulyadi
Respons Tarif Impor Trump, Airlangga: Indonesia Pilih Diplomasi
Wapres Gibran Apresiasi Petugas Gabungan Selama Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran
"Ajudan" Kapolri yang Pukul Wartawan Minta Maaf, Ini Janji Pihak Kepolisian



