Masih Mangkrak Belum di Fungsionalkan Hingga Sekarang, Proyek Pengerjaan LPM Desa Slungkep Kayen Pati di Duga Mark Up anggaran dan Banyak Penyimpangan

PATI - Kini jadi sorotan beberapa pihak dan akhirnya mencuat dipublik. Diketahui, Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang berada di Desa Slungkep wilayah Kabupatan Pati Jawa Tengah ternyata mangkrak belum bisa dimanfaatkan atau fungsionalkan oleh masyarakat.
Data yang dihimpun Aliansi Indonesia-KPK, hal itu karena sejak proyek pembuatan lumbung hingga selesai dan kini berdiri tersebut, semenjak bulan agustus hingga saat ini belum ada aktifitas apapun. Sebuah anggaran yang seharusnya bisa dimanfaatkan bersama ternyata menjadi kandas dan penantian yang tak berujung.
Advertisement
Kemudian bantuan anggaran negara untuk pembangunan proyek lumbung itu bersumber dari DAK alokasi dari dinas ketahanan pangan senilai Rp 983.182.000 dan langsung diterima oleh Gapoktan Tani Makmur sendiri.
Terkait Gapoktan tersebut diketua warga berinisial Suharto, disampaikan memang ternyata belum bisa bermanfaat bagi kaum petani yang tergabung dalam Gapoktan TANI MAKMUR hingga sekarang.
Alasan yang lain, dimana sejak lumbung itu berdiri hingga sekarang, selain belum pernah adanya aktifitas juga penyediaan alat pengering gabah maupun raice millingnya yang belum ada.
Ketua gapoktan TANI MAKMUR Suharto saat dikonfirmasi awak media juga mengatakan, atas penggantian bahan baku dalam pengerjaan proyek tersebut katanya sudah diketahui Kadis Ketapang melalui pendampingnya.
"Semua atas pergantian bahan sudah diketahui Kanindyosekti, S.T selaku pendamping, beliau juga selaku fasilitator serta Kepala Desa Slungkep," katanya beberapa waktu lalu.
Hasil monitoring dan investigasi beberapa tim Lembaga dilapangan, terdiri LAI, LPIM beserta para awak media juga adanya temuan dugaan proyek Lumbung tersebut terdapat adanya beberapa penyimpangan baik dari bahan tidak sesuai maupun volume yang mark up anggaran.
Salah satu perwakilan dari tim lembaga, Anggoro Prasetyo juga menyampaikan, diduga terkait penyelenggaraan proyek tersebut yang tidak sesuai dengan RAB.
Dia mencontohkan, menilik dari pekerjaan sejak awal yaitu adanya pondasi, padahal pada RAB Jelas berbunyi batu belah, akan tetapi pada pelaksanaannya proyek dengan sengaja mengganti bahan dengan batu kapur.
Advertisement
"Disisi lain, pengerjaan yang tak sesuai speak pada kerangka atap, seharusnya dari bahan Galvalum kerangka baja ringan, tapi itu diganti kayu. Ada juga soal palet kok tidak di buat, padahal itu sangat penting untuk menimbun gabah, " terangnya.
Masih menurutnya, dugaan daripada penyimpangan itu makin diperkuat karena adanya temuan beberapa titik. Hal itu tidak cuma pengerjaan saja, melainkan dalam penggunaan bahan juga.
"Temuan lain yang kami dapat juga berada pada titik lantai jemur, padahal belum di gunakan tapi sudah pada pecah. Pengerjaan kurang pemadatan dan volume tanah urug sepertinya lebih sedikit dari RAB sehingga kalau dihitung dari 3 proyek tersebut diduga menimbulkan kerugian negara, " tandas dia.
Dalam kesimpulannya, terkait alasan pengalihan bahan baku yang tidak berdasarkan adanya sebuah bencana alam patut di duga ada unsur manipulasi dengan tujuan mengambil keuntungan, apalagi terkait LPJ pun yang membuat juga dari fasilitator dengan biaya 6 juta rupiah. Kemudian dari pihak Gapoktan sendiri juga masih dimintai setoran sebesar 25 juta oleh pihak Kadis Ketapang. (Tim)
Korban Perkosaan Calon Dokter Spesialis Jadi 3 Orang, 2 di Antaranya Pasien RSHS
Wah! Komplotan Pencuri di Serang Banten Nekat Curi Motor Polisi gegara Kesal Temannya Ditangkap..
Gercep "Wabub" Jaro Ade Tinjau Kecamatan Jasinga, Fokus pada Ketahanan Pangan dan..
Rudy Susmanto dan Jaro Ade, Bagikan Sertifikat Tanah Hunian Tetap, Setelah 100 Hari kerja...
Calon Dokter Spesialis Pemerkosa Pendamping Pasien Sempat Coba Bunuh Diri



