Ketua Umum LAI: Beda Keyakinan Bukan Alasan Untuk Melakukan Persekusi

Bhinneka Tunggal Ika
Pembubaran persiapan sedekah laut di Pantai Baru, Kabupaten Bantul, Yogyakarta mendapat perhatian serius dari Ketua Umum Lembaga Aliansi Indonesia, H. Djoni Lubis.
Advertisement
Di sela-sela aktifitas padatnya di Rumah Rakyat AI, Jalan Raya Pintu II TMII No. 54, Pinang Ranti, Jakarta Timur, H. Djoni Lubis menekankan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa sekaligus salah satu dari pilar kebangsaan Indonesia.
"Kita ini beragam, majemuk, berbeda-beda, namun tetap satu jua: Indonesia," ujarnya.
Perbedaan pendapat dan keyakinan, menurut H. Djoni Lubis, sudah menjadi hal lumrah di tengah bangsa yang bhinneka. Ke-bhinneka-an itu yang selama perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia terbingkai ke dalam satu harmoni telah menjadi perekat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Jangan terpecahbelah
"Jangan sampai perbedaan justru menjadi alasan untuk melakukan kekerasan, melakukan persekusi terhadap keyakinan yang berbeda," paparnya.
Menurutnya, sesama bangsa Indonesia harus saling toleran satu sama lain, tapi juga tidak bisa toleran terhadap tindakan-tindakan intoleran.
"Orang berpendapat sedekah laut dan juga tradisi-tradisi lainnya itu syirik ya silakan, tidak dilarang. Tapi kalau kemudian melakukan persekusi terhadap yang dituding syirik, ya harus ditindak tegas," imbuhnya.
Bangsa Indonesia ini sangat beragam, bukan hanya berbeda-beda agama tapi juga di dalam satu agama itu terdapat berbagai macam pendapat, aliran dan keyakinan.
Advertisement
"Sebagian orang berpendapat itu syirik berdasarkan pengetahuannya, monggo. Sementara ada pihak lain dengan pengetahauan serta pemahaman yang berbeda sehingga kesimpulannya juga berbeda, sama-sama punya hak untuk hidup dan menjalani sesuai pemahamannya," H. Djoni Lubis menjelaskan.
Walisongo, yang merupakan tokoh-tokoh penyebaran agama Islam di Indonesia juga tidak tunggal pemahamannya, tapi menurut Ketua Umum LAI itu Walisongo tidak pernah gontok-gontokan.
"Bangsa kita ini sangat kaya dengan kearifan lokal, yang dikemas dengan berbagai tradisi dan budaya. Jika tradisi dan budaya yang sangat banyak itu, pelakunya dituding musryik lalu dipersekusi ya lama-lama hilang tradisi di bumi Nusantara," tandasnya.
H. Djoni Lubis mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga persatuan, jangan terpecah belah karena perbedaan keyakinan. Dia juga meminta aparat keamanan menindak tegas siapapun yang coba memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa yang digagas serta dipupuk dengan susah payah oleh Bapak-Bapak Pendiri Bangsa serta generasi penerusnya.
Dia juga meminta kepada seluruh kader Aliansi Indonesia di seluruh pelosok tanah air, agar ikut berperan aktif mencegah terjadinya hal-hal yang bisa memecahbelah bangsa dan negara Republik Indonesia.
Advertisement
"Ajudan" Kapolri yang Pukul Wartawan Minta Maaf, Ini Janji Pihak Kepolisian
Gadis Remaja Digorok Ayah Kandung di Banjarnegara, Begini Kondisinya
Sejumlah Obat Ditemukan di Kamar Hotel Tempat Wartawan Online asal Palu Tewas
IKN Dikunjungi 64 Ribu Orang Selama Libur Lebaran 2025
Ajudannya Lakukan Kekerasan dan Ancam Wartawan di Stasiun Tawang, Kapolri Minta Maaf



