Google Plus Stop Beroperasi Menyusul Skandal Kebocoran Data Pengguna?

Google mengatakan jika pihaknya akan mematikan layanan jejaring sosialnya, Google Plus. Para eksekutif mengutip kemungkinan kebocoran informasi sebanyak 500.000 pengguna.
Layanan ini akan ditutup pada akhir Agustus tahun depan, meskipun versi untuk pengguna korporat akan terus berlanjut.
Advertisement
Perusahaan ini mendapatkan teguran karena gagal mengungkapkan masalah selama lebih dari enam bulan. Sebuah penyelidikan internal pada bulan Maret mengungkapkan kemungkinan kebocoran data. Para pejabat Google menyalahkan kesalahan perangkat lunak.
Mereka mengatakan tidak ada bukti bahwa informasi pengguna yang terpapar telah digunakan dalam aksi penipuan. Mereka mengatakan itu adalah salah satu alasan mereka tidak segera mempublikasikan masalah keamanan.
Tapi The Wall Street Journal mengutip sumber-sumber yang memberikan versi yang berbeda. Mereka melaporkan jika para pejabat Google telah memilih untuk tetap diam untuk menghindari pengawasan dari regulator.
Google pertama kali mengetahui tentang masalah tersebut ketika skandal seputar Facebook menyeruak ke publik, seperti dilansir dari NHK, Selasa (9/10/2018).
Data pengguna dari Facebook dibagikan dengan pihak ketiga, dan diduga digunakan oleh kampanye kepresidenan AS untuk Donald Trump.
Sekadar informasi, Google+ dikembangkan untuk merambah pasar media sosial. Diluncurkan pertama kali pada 2011, layanan ini dimaksudkan dapat bersaing dengan Facebook atau Twitter.
Namun, layanan ini ternyata tidak berkembang jauh. Secara teknis, jumlah pengguna Google+ sebenarnya tidak kalah dari jejaring sosial lain, bahkan salah satu yang terbesar.
Alasannya, Google memberlakukan sistem 'satu akun untuk semua layanan'. Dengan kata lain, pemilik akun Gmail otomatis memiliki akun di layanan lain, seperti Google Drive, Google Play Store, termasuk Google+.
Kendati demikian, tidak banyak pemilik akun Google yang aktif di layanan ini. Dikutip dari Business Insider, Selasa (9/10/2018), masalah Google+ ini sebenarnya sudah lama diprediksi.
Advertisement
Menurut mantan pegawai Google, layanan ini dianggap masih sulit dipakai oleh para pengguna. Sumber lain menyebut layanan ini terlambat hadir di perangkat mobile, sehingga tidak pernah dilirik oleh pengguna.
Alasan lain adalah tidak sepenuhnya internal Google mendukung produk ini. Terlebih, setelah sosok penting di balik Google+, Vic Gundotra, mundur pada 2014.
Google+ sendiri kini dilaporkan akan segera ditutup. Keputusan ini diambil usai ada celah keamanan yang membuat pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mengakses profil dan data pribadi pengguna Google+.



