Terkait Ambruknya Tembok pasar Randik sekayu Muba..warga Minta APH Mengusut tuntas!
SEKAYU - Ambruknya Pagar tembok pasar Randik, Sekayu sepanjang 24 Meter dengan ketinggian 2 meter yang dihantam angin kencang dan petir beberapa waktu lalu menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan. Bahkan, banyak masyarakat meminta agar permasalahan itu dapat diusut secara tuntas.
Ketua DPD Aliansi Indonesia Sumatera Selatan Syamsuddin Djoesman kepada wartawan mengatakan, pihaknya banyak mendapat laporan dari masyarakat tentang ambruknya pagar pasar Randik Sekayu yang diterpa angin kencang tersebut.
"Ya, kita sudah mendapat laporan dari sejumlah masyarakat, banyak yang mengatakan kalau ambruknya bangunan pagar itu kami menduga kuat dalam teknis pelaksanaanya tidak memakai pondasi yang memadai. Karena itu dalam waktu dekat ini kita akan segera turunkan tim untuk melakukan investigasi di lokasi ambruknya pagar itu," tegas Syamsuddin kepada wartawan.
Lebih lanjut dijelaskannya, dalam investigasi nanti pihaknya akan membawa ahli kontruksi bangunan. Menurutnya, hal itu dilakukan agar investigasi dapat berjalan objektif.
"Ya, selain kita melihat secara langsung, kita juga akan turunkan tim ahli kontruksi, untuk melakukan penelitian sekaligus mengetahui secara langsung teknis pelaksanaan proyek tersebut," katanya.
Advertisement
"Jika nanti ditemukan adanya ketidak sesuaian dalam teknis pembangunan, maka kita akan mengambil langkah hukum untuk diusut secara tuntas," katanya.
Sementara itu seperti diberitakan sebelumnya, bahwa proyek pembangunan pagar pasar Randik itu ambruk akibat diterjang angin kencang dan petir. Padahal, bangunan itu baru selesai dikerjakan dengan biaya Rp. 4, 6 milyar.
Selain itu Ambruknya bangunan pagar terjadi diduga karena tidak kuat menahan terpaan angin kencang yang disertai dengan petir pada, Selasa (10/01) sekitar pukul 21.00 WIB.
Ambruknya bangunan pagar pasar Randik Sekayu yang belum diresmikan itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun dengan robohnya bangunan yang dikerjakan oleh CV Kasam itu membuat jadwal penempatan pasar menjadi tertunda