Presiden Jokowi: Pemerintah Kerja Keras Kawal Transformasi Besar Indonesia
Pemerintah telah membuktikan bahwa dengan hilirisasi, nilai tambah yang didapatkan di dalam negeri menjadi sangat besar. Misalnya, hilirisasi nikel yang sejak tahun 2015 dilakukan telah memberikan dampak signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan.
“Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai 20,9 miliar US Dollar, kira-kira Rp300 triliun, meningkat dari sebelumnya hanya 1,1 miliar US Dollar di tahun 2014. Dari Rp15 triliun kemudian meloncat kepada Rp300 triliun, itu karena peningkatan nilai tambah di dalam negeri,” ujarnya.
Tak hanya nikel, imbuh Presiden, pemerintah juga akan menghentikan secara bertahap ekspor bahan mentah barang tambang lainnya, mulai dari bauksit, tembaga, timah, hingga emas dan melakukan hilirasisasi. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan hilirisasi di sektor-sektor lain, salah satunya sektor pertanian
“Petani memang harus kuat di on farm, inovasi di sektor pertanian dan peternakan harus kuat, tetapi jangan berhenti di situ, pupuk, bibit, dan lain-lain. Kelompok tani dan peternak, koperasi petani dan peternak juga harus masuk juga ke off farm, masuk ke hilir. Sekali lagi, agar nilai tambah itu dinikmati petani karena keuntungan yang terbesar itu ada di off farm-nya dan tentu saja bisa menciptakan lapangan pekerjaan kerja baru yang semakin banyak,” ujarnya.
Transformasi Digital dan Transisi Menuju Energi Hijau
Advertisement
Saat ini, pemerintah juga gencar melakukan transformasi ekonomi digital. Potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 124 miliar Dolar AS.
“Kita juga telah memiliki 2.229 start up, kita memiliki 1 decacorn dan 8 unicorn, dan sudah ada 8,4 juta UMKM kita yang dalam lima tahun ini sudah masuk platform digital untuk menjual produknya, dan dipastikan data ini akan terus bertambah,” ungkap Presiden.
Pemerintah juga terus berupaya mewujudkan transformasi energi menuju hijau. Presiden mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 418 gigawatt, baik itu berupa geotermal, angin, solar panel, biofuel, arus bawah laut, dan tenaga hidro.
“Dekarbonisasi sektor transportasi juga dimulai dengan pembangunan mass urban transport, pembangunan green industrial park yang terbesar di dunia di Kalimantan Utara juga sudah kita mulai,” imbuhnya.