Potret Mafia BBM Eks Soloraya Mencuat ke Publik Beberapa Waktu Lalu, Sragen Tuai Sorotan Kenceng Pertamina. Salah Satunya Malah Milik Pemkab
SRAGEN — Beberapa waktu lalu bersama tim salah satu nama lembaga besar di negeri kita ini yakni Aliansi Indonesia terilis dan mencuat berbagai penyimpangan BBM sampai terbongkarnya para sindikat di Jawa Tengah khususnya Eks Soloraya. Sebuah elaktibilitas serta prinsip kuat terjaga oleh para militan Aliansi Indonesia khususnya barisan tim eks Soloraya, sehingga tanpa tedeng aling-aling fakta mencetak serta mengungkap segala sesuatunya berbagai temuan dengan sikap tegak lurus sesuai visi misi yang tergenggam selaku awak media yang independen, tegas, lugas dan berani.
Berbagai karya terilis yang mengungkap berbagai fakta dan data usai mengudara mendapat berbagai respon luar biasa, khusus eks Soloraya sendiri juga digawangi tokoh muda sosok jurnalis senior yakni akrab disapa Awi, yang hingga saat ini berkembang pesat dikukuhkan berdiri sebagai Kabiro (Kepala Biro) eks Soloraya Media Aliansi Indonesia-KPK.
Diberitakan sebelumnya, Aliansi Indonesia menyentil soal Pertamina itu apakah ada pengawasan khusus dan sejauh apa dalam ketegasannya. Dimana dijaman serba canggih ini segala fasilitas dipenuhi negara, dari pembentukan Satgas BPH Migas serta sejauh mana pula kinerja kontrol sosialnya. Hal inipun akrab mencuat dipublik, dimana dari berbagai banyaknya kejadian diberbagai daerah yang ada, kemudian pada umumnya di Provinsi Jawa Tengah dan khususnya Eks Soloraya. Besar kemungkinan disebut masih lemahnya pengawasan, sehingga fenomena yang adapun seringkali ditemukan fakta berbagai penyimpangan yang ada diseputar BBM.
Bahkan Kabiro Eks Soloraya Awi sendiri sempat berceloteh, pada dasarnya zaman yang serba modern ini perihal monitoring dilapangan secara sepele jelas dengan memakai CCTV, bahkan alat tersebut pasti selalu ada disetiap SPBU. Lucunya, kalau ada tindakan kriminal mulai dari rampok, maling kotak amal dimushola SPBU sampai ngutil sandal, sontak langsung viral baik dari medsos sampai publik.
Bak tragedi besar dari mobil patroli sampai barisan tim lapangan penindak kejahatan langsung bagai busur bertebaran mengejar dan menguak pelaku. Tapi giliran garong eksekutif yang nyelonong secara senyap datang, lokasi SPBU tersebut begitu lengang damai sunyi bak suasana syahdu heningnya malam jum'at kliwon ditengah kuburan yang angker.
Advertisement
Namun sayang pada kenyataannya terkadang temuan tim lapangan justru berbalik, tak jarang saat melintas di berbagai titik SPBU wilayah Jawa Tengah pun yang ada faktanya masih banyak SPBU melayani banyak pembelian menggunakan jerigen maupun armada modif dengan jumlah yang melebihi kapasitas.
Data yang dihimpun tim militan Eks Soloraya beberapa waktu ini, belum tuntasnya menggelegar soal para mafia eks Soloraya, kini Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama Pertamina resmi telah mencium adanya indikasi penyimpangan distribusi BBM bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khususnya di wilayah Kabupaten Sragen.
Ironisnya dari hasil pengumpulan data fakta terungkap salah satunya yang nakal juga SPBU milik Pemkab Sragen sendiri. Dari fakta data yang adapun secara sistem tersendiri dilaporkan sampai ke BPH Migas dan semua data langsung ditindak lanjuti. Data yang bersifat konfidensial [rahasia] sehingga harus aktif komunikasi dan koordinasi erat bersama BPH atau Pertamina dengan senyap namun sistematis.
Saat dikonfirmasi awak media, Sales Branch Manager PT Pertamina Wilayah Sragen, Sukoharjo, dan Wonogiri, Hanif Pradipta, juga mengatakan bahwasanya pertamina sudah melakukan pembinaan terpada SPBU nakal setelah ada kunjungan dari BPH Migas beberapa waktu lalu. Untuk mengantisipasi adanya penyimpangan, Pertamina mewajibkan penggunaan barcode dalam pembelian BBM bersubsidi secara ketat mulai Kamis (15/6/2023) lalu.