Pertashop Makin Menjamur, Penjual BBM Eceran Kini Kian Tersisih Nasibnya. Ini Tanggapan Awi Ketua BPAN LAI Sragen
SRAGEN – Makin memprihatinkan, dengan menjamurnya pertashop atau anak perusahaan Pertamina yang khusus menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax kini di wilayah Kabupaten Sragen makin mendapat sorotan.
Awi Ketua BPAN (BADAN PENELITIAN ASET NEGARA) LAI Kabupaten Sragen juga menyampaikan bahwa salah satunya yang berdampak tersebut bagi pedagang bensin eceran, disisi lain pengusaha terus melihat peluang pertashop dan tentunya menyebabkan dampak.
Menurut Awi, dengan menjamurnya pertashop tidak dipungkiri ada dampak positif dan negatif. Tentunya dampak baik yang bisa menambah putaran ekonomi di Kabupaten Sragen.
"Jika dulu hanya SPBU yang menyediakan BBM dengan stok banyak, sekarang di desa-desa juga sudah terjamah ketersediaan BBM melalui pertashop. Dampak buruknya dirasakan di tingkat ekonomi warga yang lebih kecil. Seperti di pelosok-pelosok yang jual bensin eceran, biasanya dijual per liter diwadah botol juga harus dipikirkan,” ungkap Awi.
Dari data yang dihimpun, sejauh ini di wilayah Sragen diperkirakan sudah ada sekitar 35 unit pertashop. Belum lagi masih ada sekitar 15 yang dalam proses perizinan. Pihaknya berharap pelaku usaha atau pemodal lebih bijak agar mengalihkan ke sektor lain.
Advertisement
”Bukan berarti saya menjelekan apalagi menolak terkait pertashop. Teman pelaku modal diharapkan dialihkan ke sektor usaha yang lain, pertashop dirasa cukup. Jika 20 kecamatan ada 50 sudah lebih dari cukup,” terangnya.
Lanjutnya, dengan keseimbangan pilihan usaha, sehingga tidak terlalu mengganggu putaran ekonomi rakyat kecil. Pedagang kecil yang notabene pedagang bensin eceran. Padahal mereka hanya mengambil keuntungan per liter antara Rp 800 – 1000 per botol. Jika sebotol hanya mengambil untung sebesar itu, maka dalam sehari jika habis 35 botol artinya hanya Rp 35 ribu. Nilai sebesar itu tentu tidak banyak.
”Tapi bagi pendapatannya dirasa kurang, uang sebesar itu akan sangat bermanfaat. Rakyat kecil juga ingin cukup buat makan, juga punya keluarga,” tandasnya.
Harapnya semoga persoalan ini bisa terselesaikan dengan pembahasan eksekutif pihak-pihak yang berkaitan secara bijaksana. Sehingga ada perhatian bersama bagi pelaku usaha kecil yang mengandalkan pendapatannya dari penjualan bensin eceran. (Tim)