Membangun SDM Dimulai dari Pelajaran Budi Pekerti dan Penanaman Nilai-Nilai Pancasila
Jika seseorang benar-benar memahami dan melaksanakan Panca Moral, menurutnya, dengan sendirinya dia akan menjadi seorang yang berbudi pekerti luhur.
"Kemudian dalam konteks ke-Indonesia-an, jika budi pekerti itu berlaku universal, maka kita sebagai bangsa Indonesia memiliki falsafah sendiri yaitu Pancasila," kata dia.
Pancasila sebagai falsafah bangsa itulah yang mempersatukan, sebagai panduan dan kerangka berpikir.
"Ketika kita berbicara tentang budi pekerti dan moral lalu diperdebatkan, moral yang mana, versi siapa? Akhirnya tiap orang atau kelompok memiliki panduan masing-masing, bahkan tidak sedikit yang bingung pakai panduan yang mana. Seharusnya sebagai bangsa Indonesia perdebatan itu tidak perlu, dan tidak usah bingung, karena panduan kita jelas, Pancasila," tegasnya.
Karena itulah H. Djoni Lubis meminta kepada Presiden Jokowi agar pelajaran budi pekerti kembali diajarkan terutama di sekolah tingkat dasar. Begitupun dengan penanaman nilai-nilai Pancasila, harus dilakukan terus-menerus di tiap jenjang sekolah.
Advertisement
"Saya berharap Bapak Presiden dalam menunjuk Menteri Pendidikan perlu ditegaskan komitmennya tentang pelajaran budi pekerti dan penanaman nilai-nilai Pancasila. Pendidikan sekarang ini arahnya kemana, tidak jelas," kata dia.
Dia menambahkan, bahkan anak-anak di tingkat TK pun yang seharusnya masih usia bermain seperti sudah dituntut untuk bisa membaca dan menulis. Di tingkat SD mata pelajarannya begitu banyak, namun sangat kurang pelajaran yang bisa membentuk karakter dan kepribadian sejak dini.
"Untuk apa pendidikan menghasilkan anak-anak yang pintar dan terampil, namun karakter dan kepribadiannya jeblok," pungkasnya.