Jurus “Kunyuk melempar pisang” a la PSI

 
Rabu, 27 Sep 2023  01:58

Tapi, ada tapinya nih …. Meskipun ada darah segar dan gairah generasi muda di PKS, tapi saya tidak mungkin mengesampingkan kenyataan bahwa PKS (diduga kuat) adalah anak ideologi dari Ikhwanul Muslimin, yaitu kelompok yang awalnya sebenarnya cukup moderat saat dibidani oleh Hasan Al-banna, namun kemudian menjadi radikal setelah “dibajak” oleh Sayyid Qutb.

Tidak mungkin dong saya mau mendekat dengan partai seperti itu. Mau ditaruh di mana muka sampeyan, eh, muka saya ding? Haha.

Kembali ke PSSI, eh, PSI. Jadi, memang sulit bagi saya untuk tidak melirik PSI, yang mungkin juga bisa menarik orang-orang yang sudah apatis dengan politik kayak saya ini.

Lalu .. kita semua tahu, belakangan ini PSI bikin “huru-hara” dengan mendapuk sang juragan pisang, Mas Kaesang Pengarep, sebagai Ketua Umum (Ketum) mereka.

Berbagai macam teori, yang sebenarnya lebih ke spekulasi, pun muncul seiring Kaesang yang ‘ujug-ujug’ jadi Ketum PSI. Itu sangat wajar, karena bukan soal sosok si juragan pisang itu yang bikin heboh, tapi ayah juragan pisang itu yang ‘kebetulan’ adalah orang nomor satu di negeri kita tercinta ini, yang tak lepas dari citra sebagai kader PDIP, yang diyakini banyak pihak arah dukungannya dalam pilpres mendatang akan sangat menentukan arus dukungan dari loyalis-loyalisnya.

Advertisement

Namun dari sekian banyak teori dan spekulasi yang beredar, saya hanya akan menyoroti salah satu saja, yaitu PSI bersikap realistis dan mereka butuh sosok yang diharapkan mampu meng-katrol suara mereka agar mampu mencapai ‘electoral threshold’ (ET) alias ambang batas minimal 4%.

Tapi sebelum masuk ke sorotan itu, boleh dong saya komentari tentang Kaesang sang juragan pisang yang sekarang sudah sah menjadi Ketum PSI itu. Bagi saya, mengikuti sosok Ketum parpol seperti Kaesang itu jauh lebih menarik dan pantas ditunggu apa gagasan-gagasan baru dan segar yang bisa menjadi terobosan baru dalam perpolitikan kita.

Mengikuti sepak terjang Kaesang, sekali lagi bagi saya, jauh lebih menarik ketimbang mengikuti kiprah Ketum maupun petinggi parpol seperti Prabowo Subianto yang masih setia mendendangkan lagunya Rhoma Irama yang berjudul “Penasaran”, atau Megawati yang mungkin sudah dianggap seperti “ratu tanpa mahkota”, atau SBY yang sepertinya belum sembuh dari penyakit “post power syndrome”, atau mas brewok Surya Paloh yang barangkali dianggap hanya memikirkan kepentingannya, atau apalagi Amien Rais (sudahlah nggak perlu diomongin si embah satu ini).

Nah, jika orang yang berjiwa muda seperti saya saja sangat tertarik, mereka yang benar-benar masih muda harusnya lebih tertarik lagi dong (maksa nih haha). Di situ lah Kaesang diharapkan bisa meng-katrol suara PSI dengan menarik pemilih pemula maupun generasi milenial dan gen-Z pada umumnya.

Berita Terkait