Gunung Merapi "Batuk", Muntahkan 23 Kali Guguran Lava Sejauh 2.000 Meter
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih menunjukkan peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan laporan pemantauan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk periode 12 April 2025 pukul 00.00–24.00 WIB, teramati 23 kali guguran lava ke sejumlah sungai di daerah Kabupaten Sleman dan Magelang.
"Teramati guguran lava sebanyak 23 kali ke arah Kali Bebeng, Kali Putih, Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya pada Minggu (13/4/2025).
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ini masih berada pada status Level III (Siaga).
Aktivitas vulkanik yang terekam gempa guguran sebanyak 154 kali dengan amplitudo 2–18 mm dan durasi antara 40 hingga 203 detik. Selain itu, juga tercatat 120 kali gempa hybrid22/fase banyak, serta satu gempa tektonik jauh.
Secara visual, kondisi gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut tipis. Asap kawah teramati berwarna putih, bertekanan lemah dengan intensitas tebal, dan tinggi kolom mencapai 75 meter di atas puncak.
Advertisement
Cuaca di sekitar Gunung Merapi cenderung berawan dan mendung dengan curah hujan mencapai 22 mm. Suhu udara berkisar antara 18 hingga 24,3 °C dengan kelembapan tinggi mencapai 99%.
BPPTKG menyebutkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran di sektor selatan-barat daya, terutama di alur Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 km.
Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Letusan eksplosif juga berpotensi melontarkan material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di zona bahaya yang telah ditetapkan serta tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar dan awan panas, terutama saat hujan turun di sekitar Merapi," lanjutnya.