Emak-emak Petani Grudug Lokasi Proyek Tol, Minta Ganti Rugi

 
Rabu, 09 Mar 2022  11:19

Sejumlah emak-emak petani mendatangi lokasi proyek tol Semarang-Demak, tepatnya di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jateng, Selasa (8/3/2022). Kedatangan mereka untuk meminta atau menuntut ganti rugi dari pihak tol.

Salah seorang emak-emak yang menyampaikan keluhannya pada pihak tol adalah Maftukah. Pada kesempatan itu Maftukah menyampaikan pada Robby Sumarna, Humas PT. PP Semarang-Demak, bahwa selama dua tahun sejumlah petani terdampak pembangunan jalan tol.

"Intinya, kita para petani minta ganti rugi dari pihak proyek tol Semarang-Demak. Karena selama dua tahun, kita merugi. Akibat dampak tol ini, kita tidak bisa panen padi, karena sawah kebanjiran, akibat drainase tertutup oleh urugan jalan tol Semarang-Demak," jelas Maftukah.

Menurut Maftukah, sebelum ada proyek tol, pihaknya bisa panen lebih dari 80 zak padi dari lahan yang digarapnya seluas setengah hektar. Hasil panenan bisa untuk biaya hidup, termasuk membayar sekolah anak-anaknya. Namun setelah ada proyek tol, Maftukah berkeluh tidak bisa menanam pagi, karena sawahnya tergenang.

Advertisement

"Kita tidak ingin menghalangi proyek nasional jalan tol Semarang-Demak, kita hanya berharap pada pelaksana proyek tol, supaya pembangunannya tidak berdampak pada sawah kami. Oleh karena itu, kita meminta ganti rugi pada pihak pelaksana proyek tol," pinta Maftukah.

Kepala Desa Kedunguter, Kecamatan Karangtengah, Demak, Masrukin menambahkan, sawah yang terdampak proyek tol merupakan lahan persawahan dari empat desa di wilayah Kecamatan Karangtengah, Demak. Adapun empat desa itu, yakni Desa Kedunguter, Desa Sampang, Desa Klitih dan Desa Dukun.

"Sebelum ada proyek tol, pembuangan air lahan persawahan berjalan lancar. Meski sedimentasi saluran irigasi tinggi, namun banyak saluran drainase untuk pembuangan air, hingga tidak menyebabkan banjir dari hulu hingga hilir. Jika terjadi curah hujan tinggi, saat itu air dapat segera surut," jelas Kades Masrukin.

Namun sejak ada proyek tol Semarang-Demak, buangan air sawah dibatasi hanya beberapa titik, hingga menyebakan banjir. Maka Kades Masrukin minta pihak tol memperhatikan persoalan yang dialami petani. Kades Masrukin menyebut, agar drainase lancar, maka perlu ada normalisasi saluran irigasi.

Berita Terkait