Adrianus : "Terlibat Tawuran, Pemberhentian Sekolah"
"Security sekolah kami berusaha menghalau agar tidak terjadi yang tidak kita inginkan", harapnya. "Sepengetahuan siswa kami, gerombolan tersebut diduga kuat siswa SMPN di wilayah Jln Pasundan yang bertujuan diduga "Paketi" (Istilah mengejek atau menantang red) yang ditujukan kepada siswa kami", terang Barlian.
"Sepengetahuan kami, hal ini baru kali ini terjadi. Namun, berdasarkan Informasi yang beredar di lingkungan sekitar sekolah menduga gerombolan tersebut membawa diduga sajam dan stick golf. Hal ini terjadi isunya meneruskan tradisi alumni sebelumnya", ungkap Barlian.
Terkait hal ini, Barlian mengaku, "Telah kami laporkan ke Wakil Kepala Sekolah dan langkah pihak sekolah kami akan menyelidiki apa sebabnya hal ini bisa terjadi dengan meminta keterangan kepada para siswa, yang tentunya pihak sekolah dapat melakukan tindakan tegas", harapnya.
Terpisah, security sekolah, Sahar membenarkan kejadian tersebut, "benar, saya menyaksikan langsung dan sempat menghalau gerombolan siswa tersebut bersama beberapa guru berikut salah satu saksi mata Yan yang merupakan senior saya", singkat Sahar.
Yan menambahkan, "Disela kami menghalau gerombolan bermotor tersebut, salah satu anak kami tanyakan, kamu mau kemana? tanya Yan. Mau ke masjid sholat Jumat, jawab anak tersebut. Bukankah Masjid ada di wilayah Jln Pasundan, kenapa lewat sini?", tanya Yan. Seingat Yan, anak tersebut merupakan alumni SMPN di wilayah Jln Pasundan. Sebab, saya kenal dengan orang tua nya", ungkapnya.
Advertisement
Pada kasus tawuran diketahui, terdapat kode-kode yang digunakan pelaku dan korban untuk melancarkan aksi tawuran. Kode tersebut mulai dari paket, R untuk ready hingga COD.
Para pelaku aksi tawuran sudah merencanakan akan melakukan tawuran dengan datang menggunakan beberapa sepeda motor. Membunyikan klakson dan mengatakan, "paket-paket" sembari berteriak. Lalu sebagian dari mereka ada yang turun dari sepeda motor dengan membawa senjata tajam.
Kode R dan COD digunakan para pelaku dan korban saat akan janjian tawuran melalui media sosial. Para pelaku dan korban tak memiliki hubungan apapun, namun motif keduanya saling menantang antara pelajar putus sekolah dan alumni sekolah.
Mereka janjian menggunakan medsos kelompok. Bertemu di suatu tempat untuk melakukan perang tanding. Jadi mereka tidak ada permasalahan sebelumnya. Mereka nge dm (direct message) menggunakan (kode) R, R itu ready, COD itu bertemu di suatu tempat.(yn)